Pancasila (Manusia dan Pandangan Hidup)

Kamis, 31 Mei 2012

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.

Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasilapada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.

Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia. Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan kesaktian Pancasila itu, perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan pengamamalan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah.

Namun pada saat ini pandangan masyarakat tentang pancasila, sangatlah cuek dan enggan tidak peduli. Maka dari itu aktualisasi Pendidikan Moral Pancasila harus diterapkan untuk seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya di sekolah dan lingkungan perguruan tinggi saja. Dengan pendidikan moral Pancasila, semua lapisan masyarakat dapat mengenal hidup gotong royong tanpa mengenal Agama juga suku."Di era sekarang gotong royong selalu dihitung dengan materi, sebab masyarakat sudah terbiasa dengan hidup yang bersifat kebendaan. Bahakan pada zaman sekarang ini banyak sekali lapisan masyarakat yang kurang memiliki pengetahan tentang Pancasila. Tetapi kita juga tidak bisa menyalahakan orang yang tidak memiliki pengetahuan tentang Pancasila. Kita juga harus belajar mengamalkan dan mempraktekan nlai-nlai pancasila dalam setiap aspek kehidupan kita, karena semuanya dimulai dari diri kita sendiri.


Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati, Karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan,, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul sekita atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan  melalui proses waktu lama dan terus-menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup.

Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya, akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan yang mutlak kebenarannya
2. Pandangan hidup yang berupa idiologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut
3. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya
Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu ;
∗ Cita-cita
∗ Kebajikan
∗ Usaha
∗ Keyakinan / kepercayaan

Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan . cita-cita aialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tenteram. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan.

Cara manusia memandang dan mensikapi apa yang terdapat dalam alam semesta bersumber dari beberapa faktor yang dominan dalam kehidupannya. Faktor itu boleh jadi berasal dari kebudayaan, filsafat, agama, kepercayaan, tata nilai masyarakat atau lainnya. Luasnya spektrum pandangan manusia tergantung kepada faktor dominan yang mempengaruhinya. Cara pandang yang bersumber pada kebudayaan memiliki spektrum yang terbatas pada bidang-bidang tertentu dalam kebudayaan itu.

Kota Semarang (Manusia dan Kebudayaan)

Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Semarang merupakan kota yang dipimpin oleh wali kota Drs. H. Soemarmo HS, MSi dan wakil wali kota Hendrar Prihadi, SE, MM. Kota ini terletak sekitar 466 km sebelah timur Jakarta, atau 312 km sebelah barat Surabaya, atau 624 km sebalah barat daya Banjarmasin (via udara).Semarang berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Demak di timur, Kabupaten Semarang di selatan, dan Kabupaten Kendal di barat.


Letak geografis kota semarang : Daerah dataran rendah di Kota Semarang sangat sempit, yakni sekitar 4 kilometer dari garis pantai. Dataran rendah ini dikenal dengan sebutan kota bawah. Kawasan kota bawah seringkali dilanda banjir, dan di sejumlah kawasan, banjir ini disebabkan luapan air laut (rob). Di sebelah selatan merupakan dataran tinggi, yang dikenal dengan sebutan kota atas, di antaranya meliputi Kecamatan Candi, Mijen, Gunungpati,Tembalang dan Banyumanik.

Kota Semarang juga memiliki peninggalan yang saat ini yang masih ada, salah satunya adalah Lawang Sewu, Lawang sewu menjadi salah satu akar dari budaya kota semarang. Gedung Lawang Sewu adalah salah satu contoh tinggalan kebudayaan materi. Bangunan yang di desain oleh Ouendag dan Klinkhamer pada awal abad 20 bisa diyakini sebagai potret kebudayaan urban pada awal tahun 1900-an di Semarang. Tidak hanya arsitekturnya tetapi jika dieksplorasi akan memunculkan lebih jelas bagaimana manusia pada saat itu berinteraksi secara global di Semarang, bukankah ini sebuah nilai informasi yang mahal harganya? Semarang bisa dipastikan merupakan kota kosmopolitan pada masanya, sumber inspirasi bagi Surabaya, Batavia dan Bandung pada masanya bahkan masih mungkin untuk ditarik ke belakang bagaimana proses kebudayaan yang ada pada masa Kiai Pandan Arang sebagai pendiri kota Semarang.


Tahun ini, kota Semarang menginjak usia ke-462. Gambaran budaya apa yang terjadi saat ini? Gedung Lawang Sewu sebagai sebuah “wadah kebudayaan” diharapkan dapat memberikan nilai budaya itu. Pusat Pelestarian Benda Dan Bangunan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) seharusnya memberikan kontribusi bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kota Semarang dalam memberikan pembelajaran masyarakat tentang gambaran budaya kota Semarang masa dahulu sekarang dan yang akan datang.


Representasi budaya bagi masyarakat kota Semarang sangat mendesak. Dinamika masyarakat kota Semarang jika tanpa dilandasi sebuah pilar kebudayaan akan berdampak pada pencitraan kota yang tidak humanis. Program konservasi “urban culture” kota Semarang belum cukup berimbang dengan konsep ekonomi. Kota Semarang sebagai ibukota provinsi seharusnya menjadi ‘architrave’ Jawa Tengah dan mampu sebagai ‘culture trendsetter’ yang mengilhami banyak pihak di berbagai lapisan.


Gedung Lawang Sewu dipandang mampu mewadahi konsep tersebut di atas secara benar. Pusat Pelestarian Benda Dan Bangunan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dapat menjadi sumber inspirasi masyarakat, jika konsep pemanfataan Gedung Lawang sewu jelas dan terarah melalui pengambilan keputusan yang penuh komitmen dan konsisten, pelaksana lapangan yang super kreatif dan mampu menjabarkan serta mengarahkan konsep kebudayaan urban.


Pemanfaatan Gedung Lawang Sewu sebagai ruang bisnis komersial tidak salah, karena dari bisnis tersebut biaya untuk mendanai pemeliharaan dan perawatan akan diperoleh sepanjang tidak menyimpang dari kaidah-kaidah pemanfaatan benda cagar budaya. Pemanfaatan secara komersial yang tidak mematuhi kaidah-kaidah tersebut justru akan menghancurkan gedung itu sendiri sekaligus menghilangkan nilai budaya yang seharusnya dapat lebih ditonjolkan.


Banyak kegiatan bisnis yang dapat dilakukan tanpa keluar dari kaidah pelestarian bangunan dan situs. Pada bangunan utama depan (A, L type) dapat dijadikan pengelolaan bisnis misalnya shop arcade-mall, convention room, food and beverage, exhibition, special event, balai lelang internasional bagi para antiquarian dan lain-lain. Sedangkan bangunan utama belakang (B, I type) dapat dijadikan “creative house” misalnya school of heritage management, museology, field archaelogy, RMIT (restoration, modification, intervention, transformation), historical architecture, photography, cinematography, film documentary, archives, library, graphic design, semarang redevelopment authority, railways heritage preservation centre, building conservation, music conservatory, cultural preservation studio dan lain-lain.
Bangunan tambahan tengah (C, eks percetakan) dapat dijadikan executive lounge; exclusive resto & bar. Selanjutnya sebagian selasar bangunan A dan B dapat digunakan untuk tempat duduk menikmati kopi atau makan, sedangkan tepian halaman dalam pada sisi luar gedung menjadi food gallery dan ‘driveway’ pengunjung dengan tanpa penambahan bangunan. Dapur di tempatkan pada service area di bagian belakang. Sedangkan untuk menjaga keberlangsungan arah kebudayaan urban melalui event yang digelar digedung atau pun pelataran dalam (inner courtyard) secara rutin dan tematik.

Ketika memikirkan fungsi ruang sepantasnya dipahami “Lawang Sewu sebenarnya”. Gedung Lawang Sewu harus menjadi ruh dan motivator tambahan bagi PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Gedung Lawang Sewu saat ini bukan sekedar warisan budaya (culture heritage) tapi harus mampu menjadi sumber daya budaya (culture resources). Sebagaimana layaknya sumber daya yang lain, seperti: sumber daya alam, manusia, sosial, pengertian sederhana sumber daya budaya secara ekonomik semestinya mampu menjadi kekuatan yang menghasilkan profit. Gedung Lawang Sewu suatu saat akan mampu menghidupi dirinya sendiri bahkan menghidupi lingkungannya.

sumber : wikipedia, http://indonesianheritagerailway.com

Sang anak yang ingin bermain dengan Bapaknya (Manusia dan Cinta Kasih)

Jumat, 18 Mei 2012

Sekilas cerita, ada keluarga yang dimana seorang bapak sangat sibuk dengan pekerjaannya dikantor, dari berangkat pagi hingga pulang larut malam dan seorang anak yang selalu menantikan saat - saat untuk bermain dengan sang bapak. anak ini selalu bertanya-tanya kepada ibunya, bapak pulang jam berapa bu? dan ibu selalu menjawab jawaban yang sama "bapak pulang larut nak, karena dikantornya sedang banyak kerjaan" sampai dimana anak itu mulai merasa kesepian karena tidak bisa berkumpul dan bermain dengan sang ayah. Anak itu melihat isi dari tabungannya dirumah dan didapatinya uang. Lalu anak tersebut disuatu malam menunggu pulangnya sang ayah dari kantor.

Saat ayahnya baru pulang, ayah tersebut kaget karena melihat anaknya yang sedang berada di ruang depan dan bertanya "kenapa belum tidur nak , ini sudah larut malam" tapi anak tersebut bertanya "pa, gaji papa sebulan berapa pa?" bapak pun menjawab "400rb/hari, 40rb/jam nak , memangnya ada apa kamu bertanya seperti itu?" anak itu pun langsung meminta uang 5 ribu kepada bapaknya, tetapi bapaknya bilang kalau besok saja, tetapi anak itu pun tidak mau dan bersikeras untuk mendapatkan uang 5 ribu tersebut sampai akhirnya sang bapak marah dan menggentak anak itu.

Pada malam itu juga, sang bapak merasa bersalah karena sudah menggentak anak tersebut dan masuk kekamar anaknya untuk meminta maaf dan bertanya , buat apa uang 5 ribu tersebut dan anaknya pun bilang "aku minta uang 5 ribu untuk membeli waktu papa walau hanya setengah jam saja". setelah mendengar percakapan tersebut, sang bapak merasa terharu dan sangat menyesal karena selama ini tidak pernah meluangkan waktu sebentar saja dengan anaknya.

Dari kisah tersebut, saya dapat menyimpulkan bahwa seorang bapak / ibu yang mempunyai kesibukan dikantor/ dilingkungan sekitar tidak boleh sampai mengesampingkan anaknya, karena sang anak akan merasa kesepian dan iri kepada teman-temannya yang selalu bisa bersama kedua orang tuanya untuk melakukan aktifitas.