Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.
Contoh Bentuk-bentuk ancaman menurut doktrin hankamnas (catur dharma eka karma) :
1. Ancaman di dalam negeri
Contohnya adalah pemeberontakan dan subversi yang berasal atau terbentuk dari masyarakat indonesia.
2. Ancama dari luar negeri
Contohnya adalah infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan kolonialisme dan imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut oleh musuh dari luar negri.
Sifat-sifat Ketahanan Nasional
Beberapa sifat ketahanan nasional yang ada mingkin akan kami jabarkan seperti dibawah ini :
MANDIRI
Maksudnya adalah percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dan tidak mudah menyerah. Sifat ini merupakan prasyarat untuk menjalin suatu kerjasama. Kerjasama perlu dilandasi oleh sifat kemandirian, bukan semata-mata tergantung oleh pihak lain
DINAMIS
Artinya tidak tetap, naik turun tergantung situasi dan kondisi bangsa dan negara serta lingkungan strategisnya. Dinamika ini selalu diorientasikan kemasa depan dan diarahkan pada kondisi yang lebih baik.
WIBAWA
Keberhasilan pembinaan ketahanan nasional yang berlanjut dan berkesinambungan tetap dalam rangka meningkatkan kekuatan dan kemampuan bangsa. Dengan ini diharapkan agar bangsa Indonesia mempunyai harga diri dan diperhatikan oleh bangsa lain sesuai dengan kualitas yang melekat padanya. Atas dasar pemikiran diatas, maka berlaku logika, semakin tinggi tingkat ketahanan nasional, maka akan semakin tinggi wibawa negara dan pemerintah sebagai penyelenggara kehidupan nasional.
KONSULTASI DAN KERJASAMA
Hal ini dimaksudkan adanya saling menghargai dengan mengandalkan pada moral dan kepribadian bangsa. Hubungan kedua belah pihak perlu diselenggarakan secara komunikatif sehingga ada keterbukaan dalam melihat kondisi masing-masing didalam rangka hubungan ini diharapkan tidak ada usaha mengutamakan konfrontasi serta tidak ada hasrat mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata.
Masalah
kependudukan yang mempengaruhi ketahanan
nasional
Jumlah
penduduk : pertambahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh mortalitas,
fertilitas, dan migrasi. Segi negati dari pertambahan penduduk adalah
bila
pertambahan ini tidak seimbang dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan
tidak
diikuti dengan usaha peningkatan kualitas penduduk sehingga akan
menimbulkan
permasalahan sosial seperti pengangguran yang langsung maupun tidak
langsung
akan melemahkan ketahanan nasional.
Komposisi penduduk : susunan penduduk berdasarkan
pendekatan
tertentu, seperti umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, dsb.
Komposisi
penduduk dipengaruhi oleh mortalitas, fertilitas, dan migrasi.
Fertilitas
berpengaruh besar pada komposisi penduduk berdasarkan umur. Sebaliknya,
pengaruh mortalitas relatif kecil. Masalah yang dihadapi adalah dengan
bertambahnya penduduk golongan muda, tibullah persoalan penyediaan
fasilitas
pendidikan, lapangan pekerjaan, dan sebagainya.Persebaran penduduk : persebaran yang ideal harus
memenuhi persyaratan
kesejahteraan dan keamanan, yaitu persebaran yang proporsional. Pada
kenyatannya, manusia ingin bertempat tinggal di daerah yang aman dan
terjamin
kehidupan ekonominya. Karena hal inilah mengapa sampai terjadi daerah
tertentu
yang terlampau padat, sedangkan di daerah lainnya jarang penduduknya,
bahkan
sama sekali tak berpenduduk.
Kualitas penduduk : kualitas penduduk dipengaruhi oleh faktor
fisik dan
nonfisik. Faktor fisik meliputi kesehatan, gizi, dan kebugaran. Faktor
nonfisik
meliputi kualitas mental dan kualitas intelektual. Kebijakan pemerintah
untuk
mengatasi masalah kependudukan ini antara lain melalui pengembangan
pusat-pusat
pertumbuhan, gerakan keluarga berencana, penyuluhan transmigrasi,
peningkatan
kualitas, keterampilan, keceedasan, dan sikap menatl serta peningkatan
kondisi
sosial.
Langkah-langkah
pembinaan untuk mempertahankan
Ketahanan Ideologi
Peningkatan
dan pengembangan pengamalan Pancasila secara objektif dan
subjektif
Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu terus di relevansikan dan di
aktualisasikan nilai instrumentalnya
Sesanti Bhinneka Tunggal Ika dan konsep Wawasan Nusantara yang bersumber
dari
Pancasila
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara republik
Indonesia
harus dihayati dan diamalkan secara nyata
Pembangunan sebagai pengamalan Pancasila harus menunjukkan keseimbangan
fisik
material dengan pembangunan mental spirituil untuk menghindari tumbuhnya
materialisme dan sekularisme
Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada diri anak didik dengan cara
mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain di sekolah.
Cara mewujudkan
Ketahanan Nasional di bidang politik
dilihat dari aspek politik dalam negeri
Sistem
pemerintah berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan yang
besifat absolut, kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya
olehMPR
sebagai penjelmaan seluruh rakyat
Mekanisme politik memungkinkan adanya perbedaan pendapat, namun
perbedaan
pendapat tidak menyangkut nilai dasar sehingga tidak berseberangan yang
dapat
menjurus kepada konflik fisik
Kepemimpinan nasional mampu mengakomodasi aspirasi yang hidup dalam
masyarakat
dengan tetap berpedoman pada Pancasila, UUD 1945, dan wawasan nusantara
Komunikasi politik bertimbal balik antara pemerintah dengan masyarakat
dan
anatarkelompok atau golongan dalam masyarakat terjalin dengan baik untuk
mencapau tujuan nasional dan kepentingan nasional
Antara aspek alami dan
aspek sosial dalam astagrata
memiliki hubungan timbal balik yang erat yang disebut korelasi dan
interdepensi
Ketahanan
nasional pada hakikatnya bergantung kepada kemampuan bangsa dan
negara dalam mempergunakan aspek alamiah (trigatra) sebagai dasar
penyelesaian
kehidupan nasional dalam segala bidang yang ada dalam pancagatra
Ketahanan nasional mengandung pengertian holistic yang di dalamnya
terdapat
hubungan antargatra dalam keseluruhan kehidupan nasional (astagrata)
Kelemahan salah satu bidang mengakibatkan kelemahan bidang lain dan
mempengaruhi kondisi keseluruhan
Ketahanan nasional bukan merupakan sejumlah ketahanan segenap gatranhya,
melainkan satu resultan keterkaitan yang integratif dari kondisi-kondisi
dinamis kehidupan bangsa di bidang ideologi, politik, ekonomi,
sosialbudaya dan
pertahanan keamanan.
Ketahanan nasional memiliki beberapa
landasan dan aspek.
Diantaranya yang
pertama adalah landasan :
1. Landasan Idiil.
2. Landasan
Konstitusional.
3. Landasan Visional.
Sedangkan aspeknya yaitu:
1. Aspek
Alamiah
a. Letak Geografis Negara
b. Kekayaan alam
c. Keadaan dan Kemampuan penduduk.
2. Aspek
social budaya
a. Aspek ideology
b. Aspek politik
c. Aspek ekonomi
d. Aspek social budaya
e. Aspek pertahanan dan keamanan.
Referensi :
Soedibyo, Bambang. 1994. Ekonomi dan
Ketahanan Nasional
(Makalah). Yogyakarta. Pamudji. 1987. Demokrasi dan Ketahanan
Nasional. Jakarta : Bina Pustaka
Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.
Contoh Bentuk-bentuk ancaman menurut doktrin hankamnas (catur dharma eka karma) :
1. Ancaman di dalam negeri
Contohnya adalah pemeberontakan dan subversi yang berasal atau terbentuk dari masyarakat indonesia.
2. Ancama dari luar negeri
Contohnya adalah infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan kolonialisme dan imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut oleh musuh dari luar negri.
Sifat-sifat Ketahanan Nasional
Beberapa sifat ketahanan nasional yang ada mingkin akan kami jabarkan seperti dibawah ini :
MANDIRI
Maksudnya adalah percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dan tidak mudah menyerah. Sifat ini merupakan prasyarat untuk menjalin suatu kerjasama. Kerjasama perlu dilandasi oleh sifat kemandirian, bukan semata-mata tergantung oleh pihak lain
DINAMIS
Artinya tidak tetap, naik turun tergantung situasi dan kondisi bangsa dan negara serta lingkungan strategisnya. Dinamika ini selalu diorientasikan kemasa depan dan diarahkan pada kondisi yang lebih baik.
WIBAWA
Keberhasilan pembinaan ketahanan nasional yang berlanjut dan berkesinambungan tetap dalam rangka meningkatkan kekuatan dan kemampuan bangsa. Dengan ini diharapkan agar bangsa Indonesia mempunyai harga diri dan diperhatikan oleh bangsa lain sesuai dengan kualitas yang melekat padanya. Atas dasar pemikiran diatas, maka berlaku logika, semakin tinggi tingkat ketahanan nasional, maka akan semakin tinggi wibawa negara dan pemerintah sebagai penyelenggara kehidupan nasional.
KONSULTASI DAN KERJASAMA
Hal ini dimaksudkan adanya saling menghargai dengan mengandalkan pada moral dan kepribadian bangsa. Hubungan kedua belah pihak perlu diselenggarakan secara komunikatif sehingga ada keterbukaan dalam melihat kondisi masing-masing didalam rangka hubungan ini diharapkan tidak ada usaha mengutamakan konfrontasi serta tidak ada hasrat mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata.
Masalah kependudukan yang mempengaruhi ketahanan
nasional
Jumlah penduduk : pertambahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh mortalitas,
fertilitas, dan migrasi. Segi negati dari pertambahan penduduk adalah bila
pertambahan ini tidak seimbang dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan tidak
diikuti dengan usaha peningkatan kualitas penduduk sehingga akan menimbulkan
permasalahan sosial seperti pengangguran yang langsung maupun tidak langsung
akan melemahkan ketahanan nasional.
Komposisi penduduk : susunan penduduk berdasarkan pendekatan
tertentu, seperti umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, dsb. Komposisi
penduduk dipengaruhi oleh mortalitas, fertilitas, dan migrasi. Fertilitas
berpengaruh besar pada komposisi penduduk berdasarkan umur. Sebaliknya,
pengaruh mortalitas relatif kecil. Masalah yang dihadapi adalah dengan
bertambahnya penduduk golongan muda, tibullah persoalan penyediaan fasilitas
pendidikan, lapangan pekerjaan, dan sebagainya.Persebaran penduduk : persebaran yang ideal harus memenuhi persyaratan
kesejahteraan dan keamanan, yaitu persebaran yang proporsional. Pada
kenyatannya, manusia ingin bertempat tinggal di daerah yang aman dan terjamin
kehidupan ekonominya. Karena hal inilah mengapa sampai terjadi daerah tertentu
yang terlampau padat, sedangkan di daerah lainnya jarang penduduknya, bahkan
sama sekali tak berpenduduk.
Kualitas penduduk : kualitas penduduk dipengaruhi oleh faktor fisik dan
nonfisik. Faktor fisik meliputi kesehatan, gizi, dan kebugaran. Faktor nonfisik
meliputi kualitas mental dan kualitas intelektual. Kebijakan pemerintah untuk
mengatasi masalah kependudukan ini antara lain melalui pengembangan pusat-pusat
pertumbuhan, gerakan keluarga berencana, penyuluhan transmigrasi, peningkatan
kualitas, keterampilan, keceedasan, dan sikap menatl serta peningkatan kondisi
sosial.
Langkah-langkah pembinaan untuk mempertahankan
Ketahanan Ideologi
Peningkatan dan pengembangan pengamalan Pancasila secara objektif dan
subjektif
Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu terus di relevansikan dan di
aktualisasikan nilai instrumentalnya
Sesanti Bhinneka Tunggal Ika dan konsep Wawasan Nusantara yang bersumber dari
Pancasila
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara republik Indonesia
harus dihayati dan diamalkan secara nyata
Pembangunan sebagai pengamalan Pancasila harus menunjukkan keseimbangan fisik
material dengan pembangunan mental spirituil untuk menghindari tumbuhnya
materialisme dan sekularisme
Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada diri anak didik dengan cara
mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain di sekolah.
Cara mewujudkan Ketahanan Nasional di bidang politik
dilihat dari aspek politik dalam negeri
Sistem pemerintah berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan yang
besifat absolut, kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya olehMPR
sebagai penjelmaan seluruh rakyat
Mekanisme politik memungkinkan adanya perbedaan pendapat, namun perbedaan
pendapat tidak menyangkut nilai dasar sehingga tidak berseberangan yang dapat
menjurus kepada konflik fisik
Kepemimpinan nasional mampu mengakomodasi aspirasi yang hidup dalam masyarakat
dengan tetap berpedoman pada Pancasila, UUD 1945, dan wawasan nusantara
Komunikasi politik bertimbal balik antara pemerintah dengan masyarakat dan
anatarkelompok atau golongan dalam masyarakat terjalin dengan baik untuk
mencapau tujuan nasional dan kepentingan nasional
Antara aspek alami dan aspek sosial dalam astagrata
memiliki hubungan timbal balik yang erat yang disebut korelasi dan interdepensi
Ketahanan nasional pada hakikatnya bergantung kepada kemampuan bangsa dan
negara dalam mempergunakan aspek alamiah (trigatra) sebagai dasar penyelesaian
kehidupan nasional dalam segala bidang yang ada dalam pancagatra
Ketahanan nasional mengandung pengertian holistic yang di dalamnya terdapat
hubungan antargatra dalam keseluruhan kehidupan nasional (astagrata)
Kelemahan salah satu bidang mengakibatkan kelemahan bidang lain dan
mempengaruhi kondisi keseluruhan
Ketahanan nasional bukan merupakan sejumlah ketahanan segenap gatranhya,
melainkan satu resultan keterkaitan yang integratif dari kondisi-kondisi
dinamis kehidupan bangsa di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosialbudaya dan
pertahanan keamanan.
Ketahanan nasional memiliki beberapa landasan dan aspek.
Diantaranya yang
pertama adalah landasan :
1. Landasan Idiil.
2. Landasan Konstitusional.
3. Landasan Visional.
Sedangkan aspeknya yaitu:
1. Aspek Alamiah
a. Letak Geografis Negara
b. Kekayaan alam
c. Keadaan dan Kemampuan penduduk.
2. Aspek social budaya
a. Aspek ideology
b. Aspek politik
c. Aspek ekonomi
d. Aspek social budaya
e. Aspek pertahanan dan keamanan.
Referensi :
Soedibyo, Bambang. 1994. Ekonomi dan Ketahanan Nasional
(Makalah). Yogyakarta. Pamudji. 1987. Demokrasi dan Ketahanan Nasional. Jakarta : Bina Pustaka