TUGAS 2 - Ilmu Sosial

Kamis, 06 Oktober 2011


HARGA BBM NAIK, MAHASISWA DEMO ANARKIS


Akhirnya pemerintah per tanggal 24 Mei 2008 pukul 00.00 wib menaikkan harga BBM seperti minyak tanah, premium, dan solar. Hal tersebut menurut saya sudah dipertimbangkan secara masak oleh pemerintah. Karena seperti diketahui bahwa harga minyak dunia belakangan meningkat tajam. Bahkan terakhir saya mengetahui bahwa harga telah mencapai 135 US$ per barel (l.k. 159 liter).
Dua hari lalu saya membeli bensin di Shell. Ternyata seperti yang telah saya duga sebelumnya harga Shell Extra sudah menginjak Rp 9.999,00 yah bisa dikatakan Rp.10.000,00 kan… Luar biasa! Hal ini tidak mengherankan karena Shell selalu berkiblat pada harga minyak dunia. Apabila harga naik maka Shell pun akan menaikan harganya. Hal ini juga berlaku apabila harga minyak dunia turun, maka harga bensin di Shell akan turun.
Banyak orang yang tidak setuju terhadap kenaikan harga BBM ini. Memang keadaan perekonomian Indonesia masih jauh dari kata stabil. Masih banyak masyarakat kita yang hidup di bawah garis kemiskinan. Dengan harga BBM yang belum naik saja masyarakat kita masih kalang kabut menyikapi harga sembako yang harganya melonjak belakangan ini.
Kalangan mahasiswa juga sangat aktif dalam menyikapi keputusan pemerintah ini. Namun yang sangat saya sayangkan adalah cara mahasiswa menyikapi yang tidak elegan. Mereka seringkali melakukan demo yang cenderung mengganggu kepentingan umum. Kegiatan mereka yang seringkali terjadi adalah membakar ban di tengah jalan, berdemo malam hari, melawan petugas, dan bahkan menyerang petugas. Dari kegiatan anarkis tersebut biasanya akan diakhiri dengan bentrok dengan aparat penegak hukum, dalam hal ini petugas dari kepolisian.
Seperti yang beberapa hari lalu terjadi di kampus Unas, demo yang berakhir ricuh dan mengakibatkan beberapa korban dari mahasiswa akibat penyerangan balik dari pihak kepolisian. Belakangan saya membaca berita bahwa polisi melanggar HAM dan lain-lain. Menurut saya hal itu wajar saja terjadi. Karena polisi pun manusia biasa yang memiliki perasaan, harga diri, dan batas kesabaran. Mereka bukanlah robot yang hanya bekerja berdasar perintah dan kontrol dari pemilik. Ya wajar saja kalau mereka marah apabila diserang, dilempar batu, dsb.
Memang dalam kasus Unas saya melihat dari sisi polisi pun salah. Mereka menyerang balik dan cenderung berlebihan bahkan sampai merusak sebagian ruangan di area kampus. Tapi terlepas dari itu kita harus melihat masalah ini secara objektif dan realistis. Siapa yang memulai terlebih dahulu? Andaikan mahasiswa berdemo dengan tertib saya yakin hal tersebut tidak terjadi.
Belum lagi ada lebih 20 mahasiswa yang positif menggunakan Narkoba saat demo berlangsung. Lalu ada penyerangan yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa Unas terhadap petugas Polantas yang sedang bertugas. Nah hal-hal ini yang bisa saya katakan sebagai tindakan “memancing” reaksi dari Kepolisian.
Menurut saya gunakanlah asas “tepo seliro” atau tepa selira. Kalau anda tidak mau dipukul ya janganlah anda memukul. Jadi buat mahasiswa atau siapa pun juga yang mau berdemo ya silakan saja karena negara demokrasi, tapi ya itu tadi harus TERTIB. Sampaikan pendapat, aspirasi, dan komplain secara terhormat.
Oh ya, ada satu hal lagi yaitu: Demo mau model seperti apapun tidak akan membatalkan kenaikan harga BBM.

Sumber :

Kesimpulan :
•   Artikel diatas mengatakan bahwa bahan bakar Shell memicu kenaikan harga bbm lainnya,  lalu dengan adanya kenaikan tersebut pihak masyarakat melakukan demo, akan tetapi ada banyaknya mahasiswa yang melakukan demo namun dengan tindakan yang anarkis, bahkan ada memanfaatkan situasi tersebut untuk menggunakan narkoba. Dan dikatakan bahwa kepolisian pun bentrok dengan mahasiswa.
Solusi :
•  Perketat penjagaan kepolisian atau aparat penertib demo
•  Lakukan penertiban apabila terjadi bentrokan
• Jaga tutur kata, perilaku untuk menghindari terjadinya bentrokan

0 komentar: